Apa yang harus dilakukan sekarang...

Lakukan saja sekarang tanpa banyak berfikir:

  • Gandeng dulu sepasang bidadari Anda, sebelum Anda sibuk dengan Simpul Perdagangan dan Pelangi Ikhtiar
  • Ceritakan tentang Sepasang Bidadari ini kepada saudara-saudara Anda
  • Ajaklah saudara-saudara Anda untuk menghubungi orang tua dan meminta maaf kepada mereka, menyenangkan hati mereka dan meminta mereka untuk menyebutkan impian Anda dalam doa mereka.
  • Bagi Anda yang sudah tidak memiliki orang tua, doakan mereka dan mohonkan ampun untuk mereka. Selanjutnya temua saudara orang tua kita dan sahabat-sahabat mereka kemudian minta doa dari mereka
  • Gabungkan adab doa dan hukum LOA
Insya Allah impian dan harapan kita dikabulkan.

Memantaskan Diri



Misal seseorang yang meinginkan jodoh yang lebih baik, tapi sayangnya orant itu atau kita sendiri malas memperbaiki diri. Malas memantaskan diri. 
Bukan semata-mata urusan jodoh termasuk urusan lain seperti:
  • Urusan keturunan
  • Urusan pergaulan
  • Urusan mitra bisnis
  • Urusan karir dan lainnya
Yap, mari perbaiki diri sendiri terlebih dahulu. Kata kuncinya adalah perbaiki diri, pantaskan diri, luruskan niat untukNya dan berbaik sangka kepadaNya.
Misal seorang anak kecil yang menginginkan sepeda dan meminta sepeda kepada ayahnya. Mungkin ayahnya akan menanggapinya:

  • Pantaskan ilmunya, maksudnya belajar bersepeda dulu walau belum punya sepeda.
  • Pantaskan uangnya, maksudnya menabunglah secara rutin.
  • Memang tabungannya tidak cukup dan mungkin tidak akan pernah cukup. Tapi sisanya ditambahkan oleh Ayahnya sehingga menjadi cukup.

Begitu juga dengan impian kita, termasuk untuk ibadah di Tanah Suci misalnya.
Mari berusaha memantaskan diri untuk mencapai impian kita, sisanya biar Allah yang mencukupkannya.


Menetapkan Kapan dan Memperjelas Semuanya

Sebelumnya simak dulu yang satu ini:

  • Katakanlah Anda seorang kakak yang mempunyai yang mempunyai seorang adik yang sedang kuliah. Kalau adik Anda tidak berani menyebutkan kapan kuliahnya bakal kelar, berarti ia tidak serius dengan kuliahnya.
  • Kalau Anda tidak berani meyebutkan kapan Anda akan berangkat ke tanah Suci berarti Anda...
  • Di atas segalanya, jika Anda memiliki impian, jika Anda serius ingin mewujudkannya, maka salah satu syaratnya adalah Anda harus menetapkan kapan itu akan terjadi. kan saya belum mampu..kan saya masih begini dan begitu...ok tetapkan saja lha tidak dipungut bayaran ini. Gratis. Semakin jelas semakin baik.
  • Saya ulangi semakin jelas semakin baik. Misalnya:
  • Seseorang berkata, “saya ingin omzet naik!” Benar itu terjadi tapi Cuma naik 5.000. halah kekecilan Mas!
  • Kemudian ia berkata lagi, “saya ingin omzet naik menjadi 50 juta” benar terjadi tapi naiknya 20 tahun kemudian. Halah.. kelamaan bung!
  • Mestinya ia berkata, “Saya ingin omzet naik menjadi Rp 50 juta mulai bulan Juli tahun 2016”. Jadi jelas berapanya, jadi jelas kapannya.
  • Coba ke travel agent dan bilang: “Saya pesan tiket, ya..” Apa yang didapatkan: Tidak Ada. Berbeda kalau Anda bilang: Saya pesan tiket untuk kapan kemana jam berapa ke kota mana kelas apa dan seterusnya. Begitulan semakin jelas semakin baik.


Mempercepat Terwujudnya Impian

Jika kita ingin mempercepat terjadinya Law of Attraction (hukum tarik-menarik), jika kita ingin mempercepat terkabulnya doa, jika ingin mempercepat terwujudnya impian dan jika kita ingin mempercepat berubahnya nasib, maka inilah pokok-pokoknya:


  • Sampaikan impian itu kepada orang-orang terdekat Anda, terutama sepasang bidadari Anda. Selanjutnya selaraskan impian Anda dengan mereka.
  • Miliki satu impian besar, jangan miliki dua impian besar dalam waktu bersamaan.
  • Bayangkan impian itu. Kemudian berpura-pura seolah-olah itu sedang terjadi. Teruslah berpura-pura sampai itu benar-benar terjadi.
  • Tetapkan kapan impian itu akan terjadi dan perjelas semuanya.
  • Lakukan ini berulang-ulang. Lebih banyak lagi..
  • Terapkan 7 Y. Apa itu? Yakin, Yakin, Yakin, Yakin, Yakin, Yakin dan Yakin
  • Pantaskan diri

Dengan izin Allah SWT, itu saja sudah cukup untuk mempercepat terwujudnya impian Anda. Tapi jika Anda bersikeras ingin semuanya terwujud dalam waktu 99 hari atau kurang berdayakanlah keajaiban yang lain.

Turunnya Bidadari Kedua...

Yap, Sepasang Bidadari. Kalau orang tua itu adalah bidadari yang pertama, lantas siapakah bidadari yang kedua? Tidak lain dan tidak bukan.. dia adalah pasangan Anda, isteri Anda. Menurut saya menikah itu berkorelasi positif dengan rezeki.

Rambut bisa sama hitam, tapi impian berbeda-beda. Sepasang suami isteri saja yang tidur satu ranjang, tidur satu selimut, masing-masing punya mimpi yang berbeda. Jadi menyelaraskan impian itu memang tidak gampang. Namun bilamana Anda berhasil meyakinkan pasangan bidadari Anda untuk menyelaraskan impian maka terbukalah lebar-lebar pintu rezeki di hadapan Anda. Ajaib.

Kebaikan Orang Tua vs Balasan Kita

Sekarang, mari kita bayangkan ini:

  • Saat kita berusia 1 tahun, orang tua memandikan dan merawat kita. Sebagai balasannya kita malah menangis di tengah malam.
  • Saat kita berusia 2 tahun, orang tua mengajari kita berjalan. Sebagai balasannya kita malah kabur ketika orang tua memanggil kita.
  • Saat kita berusia 3 tahun, orang tua memasakkan makanan kesukaan kita. Sebagai balasan, kita malah menumpahkanna.
  • Saat kita berusia 4 tahun, orang tua memberi kita pensil berwarna. Sebagai balasan, kita malah mencoret-coret dinding dengan pensil tersebut.
  • Saat kita berusia 5 tahun, orang tua membelikan kita baju yang bagus-bagus. Sebagai balasan, kita malah mengotorinya dengan bermain lumpur.
  • Saat kita berusia 10 tahun, orang tua membayar mahal uang sekolah dan uang les kita. Sebagai balasan, kita malah malas-malasan bahkan bolos
  • Saat kita beusia 11 tahun,orang tua mengantarkan kitan kemana-mana, kita malah tidak pamit dan salam saat hendak pergi.
  • Saat kita berusia 12 tahun, orang tua mengizinkan kita keluar rumah bersama-sama teman-teman kita. Sebagai balasan kita meminta orang tua duduk terpisah dengan teman-teman kita.
  • Saat kita berusia 13 tahun, orang tua membayar biaya kemah dan kegiatan lain di luar kota. Sebagai balasan kita tidak pernah memberi kabar keberadaan kita.
  • Saat kita berusia 14 tahun orang tua pulang kerja dan ingin memeluk kita. Sebagai balasan kita menolak dan mengeluh: “Ah malu..aku sudah besar Pa, Ma”
  • Saat kita berusia 17 tahun, orang tua sedang menunggu tamu penting di rumah. Kita membalas mereka dengan acuh dan tidak peduli.
  • Saat kita berusia 18 tahun, orang menangis terharu karena kita lulus SMA. Kita balas dengan pesta semalaman dan pulang pagi.
  • Saat kita berusia 19 tahun, orang tua membayar uang kuliah kita dan suatu saat mengantar ke kampus. Kita minta orang tua berhenti jauh dari gerbang kampus dan bilang sama mereka: “Sudah sampe sini saja Pa.. Ma... aku malu aku kan sudah gede masa diantar-antar...
  • Saat kita wisuda diusia 22 tahun orang tua memeluk kita bahagia dan haru, kita balas mereka dengan meminta hadiah ini dan itu..
  • Diusia ke 23 tahun kita dibelikan barang oleh orang tua. Kita malah bilang: “Pa.. Ma.. kalau mau beli barang itu bilang-bilang dulu. Aku kan tidak suka model begitu!”
  • Diusia ke 25 tahun kita menikah mereka membantu biaya pernikahan kita. Selanjutnya kita balas mereka dengan meninggalkan mereka, pindah keluar kota bersama pasangan kita.
  • Diusia ke 27 tahun orang tua mengajari cara merawat bayi. Kita malah berkata: ‘Cara begitu sudah tidak zaman Bu... Pa..’
  • Menginjak usia kita yang ke 40 tahun, orang tua sudah lemah dan sakit-sakitan dan membutuhkan perawatan dan pendamping. Kita malah balas dengan berkata: Bu..Pa.. maaf ya aku tidak bisa bersama ibu dan bapak, aku sekarang sibuk dengan pekerjaan dan punya tanggung jawab dengan keluarg sendiri.
Dan entah balasan apa lagi yang pernah dan akan kita ucapkan kepada orang tua. Bukan mustahil itu menyumbat rezeki dan kebahagiann kita selama ini.

Kebanggan Anda vs. Kebanggaan Orang Tua

Mari sejenak kita renunkan:

  • Orang tua selalu membanggakan Anda. Apakah Anda selalu membanggakan mereka?
  • Orang tua selalu mendoakan Anda. Apakah Anda selalu mendoakan mereka?
  • Orang tua selalu berkorban untuk Anda. Apakah Anda selalu berkorban untuk mereka?
  • Orang tua selalu berusaha membahagiakan Anda. Apakah Anda berusaha membahagiakan mereka?
  • Orang tua membesarkan serta menafkahi Anda dan saudara Anda, tanpa pernah mengeluh. Padahal kehidupan orang tua kadang serba kekurangan. Tapi begitu Anda dan saudara-saudara Anda beranjak dewasa, malah mengeluh ketika harus membantu dan menafkahi orang tua. Padahal kehidupan Anda dan saudara-saudara Anda sering serba berkecukupan